Sabtu, 20 Oktober 2012

BIKIN MERCHANDISE SUKA-SUKA



SURAT DARI IBU


Untuk Anak-anak Emak yang sangat mak rindukan. Waktu berlalu begitu cepat, mak selalu ingat dengan Adek yang senang sekali main dokter-dokteran, sampai-sampai corong air mak di jadikan Alat dokter-dokteran.

Adek mina
h selalu terjatuh dan luka saat sedang bermain, emaklah yang selalu jadi dokter buat adek. Dokter yang selalu ada di saat-saat yang dibutuhkan.

Emak selalu ingat ucapan adek waktu mak dukung adek di punggung mak, " Suatu saat adek pengen jadi dokter, kalau emak sakit adek ingin merawat dan menyembuhkan emak ". Kadang kala emak bertanya dalam hati, apakah nanti anak-anak emak melakukan hal yang sama seperti apa yang sudah emak lakukan sama anak-anak emak.

Emak minta maaf kalau seandainya emak sangat mendesak adek dan Alung untuk belajar dengan giat. Adek rajin sedangkan Alung selalu menyerah, suatu hari Alung menangis karena hobi alung yang melukis selalu menghasilkan lukisan yang tidak bagus. Dan emak selalu bantu alung walau alung berkata tulisan Alung tidak bagus. Bagi emak itu adalah Lukisan yang paling bagus yang pernah emak lihat.

Alung mau jadi Photografer, alung bilang alung akan foto keluarga kita bertiga.

Sekarang Alung sudah jadi Fotografer yang hebat, tapi kita belum ambil foto sekeluarga. semantara Lukisan Alung itu emak gantung di Kamar emak, lukisan yang alung buat di dalamnya ada Adek, emak dan Alung. Itulah satu2nya gambar keluarga kita yang emak ada. Masa berlalu sangat cepat, emak tahu Alung dan Adek sedang sibuk cuma emak pun ingin kalian tahu kalo emak ini sendirian, kesepian. Orang sering bilang emak mu gila, menunggu kalian lewat jendela rumah kita. tiap suara mobil yang datang emak selalu serentak menoleh adakah itu anak-anak emak yang datang. Itulah hiburan emak, melihat jalan yang di lintasi kendaraan.

sering juga emak ingin telpon selalu di urungkan takut sekali menganggu kesibukan adek yang seorang dokter. tapi suatu hari itu, emak memang sedang sakit parah. Emak telepon anak2, tapi seperti biasa anak-anak emak semuanya sibuk.

Bilamana emak merasa dipenghujung Usia sudah tiba. Emak ingin ungkapkan kalau emak rindu sekali dengan adek dan Alung. Jika emak sudah banyak salah waktu membesarkan kalian berdua, emak minta maaf yang sebesar-besarnya. Ampunkanlah emak.

dari emak mu.

==========================================
Hargailah Orang Tua MU....sebab sebagian dari kami tidak pernah merasakan kehadiran mereka.

Jumat, 19 Oktober 2012

SECERCAH MIMPI DARI SEMIR SEPATU (KISAH INSPIRATIF)

Nama ku Luki, usia ku 8 tahun dan sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. aku lahir dari keluarga yang kurang mampu. Ibuku hanyalah seorang pembantu rumah tangga harian lepas dengan upah 5000 rupiah
per hari, sedangkan Ayahku tidak kerja. bukan karena malas namun 4 tahun yang lalu ayah pernah bekerja di salah satu perusahaan tambang minyak milik swasta sebagai pengebor minyak. Namun sayang ayah harus merelakan kedua kakinya di amputasi akibat kecelekaan kerja di sana, bukan hanya itu Ayah ku harus mengalami buta selamanya akibat percikan Minyak mentah yang mengenai mata. Tidak ada asuransi kecelakaan kerja dari perusahaan itu. karena perusahaan itu adalah perusahaan swasta yang Ilegal. Miris memang.

Selain bersekolah, keseharian ku adalah seorang penyemir sepatu keliling tiap siang hari setelah pulang sekolah. Aku selalu menyiapkan baju salinan di tas ku yang sudah mulai lusuh dan sobek. Kotak Semir sepatu ku ku titipkan di salah satu warung kenalan ku dekat sekolah. setelah lonceng sekolah tanda waktu pulang berbunyi aku kadang tak pulang untuk makan siang, yah...bagaimana mau makan siang..uang 5000 rupiah hasil kerja pembantu rumah tangga lepas harian ibu hanya bisa mencukupi makan ayah tiap harinya. sedangkan Ibuku kadang melakukan Puasa. hehehe...puasa seharian penuh 24 jam nonstop kadang2.

sepulang sekolah aku langsung mengitari panas jalanan ibukota. demi mencari rupiah demi rupiah untuk membantu keuangan keluarga dan biaya sekolah ku, yang tiap tahunnya meningkat. belum lagi harus bayar biaya buku. aku seh inginnya fotokopi saja tuh buku, namun guru ku bilang bila tidak beli aku tidak boleh masuk kelas.

dari jam 12 siang sampai jam 7 malam aku mengais rezeky lewat kotak kecil penyambung hidup ini. Aku selalu punya mimpi Ingin sekali menjadi seorang Dokter, namun kadang Impian itu sirna ketika ibu bilang " SIAPA YANG MAU BIAYAIN...?? Kita makan aja susah...biaya sekolah kedokteran itu mahalnya bukan main".

Setiap ku dengar ucapan Ibu aku selalu pesimis tentang hidup. Apakah aku harus terus jadi tukang semir sepatu sampai Tua...?? tidak aku selalu yakin, ada secercah harapan dari Kotak semir sepatu yang aku bawa setiap hari ini.

Aku selalu berharap bisa meneruskan Jenjang2 sekolah ku, aku khawatir aku takkan bisa melanjutkan biaya masuk SMP, SMA dan Perguruan tinggi Semakin mahal tiap tahunnya. Kadang aku berfikir, Apakah Sekolah hanya untuk mereka yang berduit...???
Kadang khayalku meninggi, seandainya ada Orang kaya yang mau membantu biaya sekolah ku, sampai perguruan Tinggi aku akan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Berkhayal..dan aku hanya bisa Berkhayal.

Minggu, 07 Oktober 2012

Wanita – Wanita Yang Dibolehkan Dipoligami


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiadalah memadu wanita, melainkan adalah setelah wafatnya istri beliau yang pertama yaitu Khadijah Binti Khuwalid Radhiallahu Anhu. Maka jikalaulah bagimu yang hendak berpoligami dengan mengikuti Rasullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, niscaya sudilah kiranya bagimu mengambil istrimu yang lain setelah istrimu yang pertama kembali kesisi ALLAH Tabaraka wa Ta’ala. Kemudian madulah istrimu yang satu denganistri-istrimu yang lain dengan batasan hanya 4 orang wanita sebagaimana Firman ALLAH yang tersebut di atas (An-Nisaa’ : 003.)

Dan ingatlah.. bahwasanya istri-istri daripada Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah janda-janda yangditinggal syahid oleh suami mereka dalam perang menegakkan risalah ALLAH, sehingga mereka sebatang kara hidupnya lagi tiadalah yang kasih akan diri-diri mereka melainkan adalah kasih sayang daripada suam-suami mereka mereka semata. Dan tiadalah engkau menemui diantara istri-istri yang masih gadis, selain daripada Aisyah Radhiallahu Anhu. Dalam riwayatnya dikatakan, adalah Imam Abu Bakar Radhialllahu Anhu yang senantiasa cenderung hatinya kepada Nabi, membenarkan kenabian Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sehingga dengan jalan yang sedemikian itu, agar hendaknya keluarga Abu Bakar memiliki hubungan yang lebih erat dengan Nabi niscaya beliau meminta kepada Rasulullah untuk menikah dengan putrinya Aisyah Radhiallahu Anhu. Dan lagi keberadaan Aisyah disisi Rasulullah adalah merupakan karunia daripada ALLAH Tabaraka wa Ta’ala kepada kekasih-Nya Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam demikian pula dengan jumlah wanita yang dibolehkan untuk dimadu oleh Rasulullah yang melebihi 4 orang istri sedang yang sedemikian adalah sebagai pengkhususan bagi beliau dan sekali-kali tidak bagi ummatnya, sedang bagi ummat Rasulullah hanya dibolehkan 4 orang saja dengan merujuk pada Surah An-Nisaa’ : 003 tersebut di atas :

Sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَحْلَلْنَا لَكَ أَزْوَاجَكَ اللَّاتِي آتَيْتَ أُجُورَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ مِمَّا أَفَاء اللَّهُ عَلَيْكَ وَبَنَاتِ عَمِّكَ وَبَنَاتِ عَمَّاتِكَ وَبَنَاتِ خَالِكَ وَبَنَاتِ خَالَاتِكَ اللَّاتِي هَاجَرْنَ مَعَكَ وَامْرَأَةً مُّؤْمِنَةً إِن وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَن يَسْتَنكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِي أَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُونَ عَلَيْكَ حَرَجٌ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya danhamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mu’min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu’min. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al-Ahzaab : 050.

Dan berikut wanita-wanita yang dibolehkan untuk dipoligami, dan akan wanita-wanita yang sedemikian inilah dihalalkannya poligami sebagai suatu santunan kasih sayang sesama muslim, namun tetap dengan syarat bahwasanya istri yang pertama rela dimadu dan adalah engkau termasuk pada golongan ahli agama lagi berlaku adil :
1. Janda
Adalah ia bersendirian di antara sekalian wanita yang lain, sedang ia teramat berduka akan kesendiriannya itu.
2. Wanita Yatim
Sebagaimana dikatakan dalam surah An-Nisaa’ : 003, yaitu mereka yang hidup bersendirian jua dan lagi yang teramat kekurangan dalam kebutuhan hidupnya, baik kasih sayang manusia maupun harta dunia.
3. Wanita Yang Hidup Sebatang Kara
Yaitu wanita-wanita yang sudah tiadalah bagi kedua ibu bapaknya, yang membutuhkan perhatian manusia, sedang ia hidup bersendirian jua lagi bersusah payah untuk menutupi kebutuhan hidupnya.
4. Wanita Fakir Dan Miskin
Yaitu wanita-wanita yang tiada beroleh penghidupan yang layak, sedang ia bersusah payah dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
5. Dan sebagainya
Dan karena hakikat maupun alasan yang sedemikian inilah poligami dihalalkan didalam Islam, yaitu untuk mengangkat derajat lagi martabat wanita-wanita muslim yang beriman atas kesengsaraan hidupnya dan bagi sesiapa yang mengerjakan akan dia mestilah karena ibadah kepada ALLAH dan bukan karena hawa nafsunya akan kecenderungan hatinya kepada wanita-wanita cantik lagi muda.
Wahai akhi sekalian..Bukankah demikian yang dilakukan oleh Rasulullah? Ketahuilah..bahwasanya diantara para istri-istri beliau terdapat beberapa diantaranya yang tiada disentuh oleh Nabi, seperti halnya wanita yang diperbudak oleh zaman jahiliyah sedang wanita itu beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya, hingga kemudian Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam membebaskan wanita itu dari perbudakan. Dan setelah wanita itu terbebas dari perbudakan, niscaya bersendirianlah mantan wanita budak itu sedang ia tiada memiliki tempat tinggal dan tiada pula yang akan memperhatikan akan dirinya dan karenanyalah Rasulullah, pada amirul mukminin dan orang-orang mukmin dimasa itu mestilah memperhatikan akan gerangan diri-diri mereka itu dengan menjadikannya bagian daripada rumah tangganya dengan izin daripada istri-istri mereka yang mereka lakukan adalah karena ALLAH Ta’ala dan demi ibadah kepada-Nya.
Sedang mengambil seorang gadis untuk dimadu maka mestilah seorang gadis itu rela, demikian pula kerelaan bagi wali gadis itu dengan sekalian karib kerabatnya. Dan janganlah sekali-kali kamu memaksakan kehendakmu kepadanya, sekalipun hatimu teramat cenderung untuk yang sedemikian itu. Dan takutlah kamu kepada ALLAH dengan sebenar-benar takut, sedang sesungguh segala kehidupan didunia dan akhirat berada dalam batasan naungan – naungan hukum-Nya jika engkau memikirkan.
Maka wahai akhi sekaliannya..maka ikutilah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam sesungguhnya didalam diri beliau terdapat suri tauladan yang selayaknya bagimu sedang semua barang hajat dan kehendakmu mestilah Lillahi Ta’ala, yang hendak menghidupi mereka yang membutuhkan lagi dalam kesengsaraan karena ALLAH Tabaraka wa Ta’ala.

Dan jika terdapat suatu perkataan yang tiada berkenan bagimu, maka kepada ALLAH aku memohon ampun sedang kepada kamu sekalian aku memohon maaf.
Wallahu Ta’ala A’lam
Tiadalah terlebih baik lagi mulia yang menulis daripada antum maupun anty yang membaca, melainkan yang lebih baik dan mulia disisi ALLAH adalah bagi sesiapa yang mengamalkannya. Jazzakumullahu Khairaan Katsiron..

Tidak di Anjurkan Poligami Tanpa Izin Dari Istri Yang Pertama


Janganlah engkau memaksa istri-istrimu untuk dimadu, jikalaulah mereka tiada rela. Jika engkau bersikeras jua dengan segala kehendakmu niscaya tentulah kamu cenderung kepada golongan orang-orang yang berbuat aniaya kepada istri-istrimu, sedang aniaya itu adalah suatu pekerjaan syaithan dan lagi adalah suatu jalan yang buruk bagimu jika engkau mengetahui.

Firman ALLAH Ta’ala :
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِي الْيَتَامَى فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. An-Nisaa’ : 003.
Dan adalah ridhonya seorang istri jika ia dimadu olehmu adalah ridho daripada ALLAH jua, sedang ketidak ridhoanistrimu yang karenanya kamu membuang dirinya oleh karena perselisihan diantara kamu niscaya murka ALLAH – jualah bagimu. Ketahuilah olehmu, bahwasanya yang terlebih baik lagi mulia bagimu adalah dengan memikirkan masa depan anak-anakmu. Janganlah engkau buat mereka malu disisi ALLAH dan disisi manusia dikarenakan akibat daripada perbuatanmu. Sedang anak-anakmu itulah tanggung jawabmu dan lagi adalah karena mereka itu amanah lagi titipan daripada ALLAH Ta’ala agar kamu sekalian mencukupi kebutuhan hidup, iman, akhlak lagi ilmu daripada mereka kecuali jika mereka telah dewasa sedang kamu telah terbebas pula perihal tanggung jawabmu atas diri-diri mereka. Maka sekali-kali..janganlah seorang juapun diantara kamu melihat istrimu yang sudah menua, sedang kecantikannya yang dahulu kini tiadalah sehingga hatimu cenderung  pada wanita yang lebih muda dan lebih baik parasnya sebagaimanakecenderungan hawa nafsumu pada dunia dan bukan pada akhirat.

Tidak Di Anjurkan Poligami Bagi Orang Yang Bukan Ahli Agama


Sebaik-baik perbendaharaan manusia itu adalah perbendaharaan ALLAH Tabaraka wa Ta’ala, yaitu perbendaharaan akan syari’at ajaran agamanya. Selayaknya baginya memiliki wawasan yang luas akan ajaran syar’I yang lurus dan lagi menjadikannya tawadhu, ALLAH ridho dengan dirinya karena ridhonya istri-istrinya jika dimadu olehnya. Adil adalah syarat dibolehkannya poligami, akan tetapi sebahagian kamu adalah orang-orang yang cenderung pada yang tiada berlaku adil dari sebahagian yang lain. Seorang Rasul lagi Nabi ALLAH yang mulia Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah yang paling adil diantara sekalian manusia dimuka bumi bagi para istri-istri beliau. Namun demikian, adalah kiranya ALLAH Ta’ala menegur lagi mengingatkan beliau jua dalam firman-Nya :
وَلَن تَسْتَطِيعُواْ أَن تَعْدِلُواْ بَيْنَ النِّسَاء وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُواْ كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِن تُصْلِحُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ اللّهَ كَانَ غَفُوراً رَّحِيماً
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri- isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. An-Nisaa’:129.
Karenanya didalam sebuah riwayat, dari Aisyah Radhiallahu ‘anha bahwasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telahmembagi giliran di antara para istri secara adil, lalu mengadu kepada  Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam do’anya :
“Artinya : Ya Allah inilah pembagian giliran yg mampu aku penuhi dan janganlah Engkau mencela apa yg tdk mampu aku lakukan” [Hadits Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim] [Fatawa Mar’ah. 2/62]
Maka akhi..jikalaulah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditegur oleh ALLAH agar senantiasa berlaku adil diantara para istri-istri beliau, maka bagaimanakah halnya denganmu wahai akhi..yang hanya seorang manusia biasa..tidakkah engkau memikirkan?.

Wahai bapak..jikalaulah engkau bukan seorang ahli agama dalam menunaikan kehendak hatimu untuk memadu istrimu yang satu dengan yang lain, niscaya tiadalah engkau dapat berlaku adil sedang engkau tiada mengetahui hukum ALLAH akan syari’at ajaran agama yang ALLAH dan Rasul-Nya ajarkan atas kamu. Dan tentulah oleh perkara yang sedemikian itu engkau kerjakan adalah kecenderunganmu akan hawa nafsumu terhadap wanita-wanita yang engkau kehendaki. Dan adalah adil itu suatu ilmu yang engkau hendaknya memiliki akan dia berdararkan syari’at ajaran agama ALLAH, sedang bagimu yang mengerjakan poligami sedang engkau bukanlah seorang ahli agama ALLAH maka ketahuilah olehmu bahwasanya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala akan mempertanyakan sekalian atas apa-apa yang engkau kerjakan.

Al-Kisah Pernikahan Seorang Laki-Laki Yang Sholeh Dengan Seorang Wanita Sholehah Yang Menikah Karena ALLAH


Hari pernikahanku. Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya saat itu aku menjadi  makhluk  yang paling berbahagia.  Tapi  yang aku  rasakan  justru  rasa haru  biru. Betapa tidak. Di hari  bersejarah ini tak ada satu pun sanak saudara yang menemaniku ke tempat  mempelai wanita.  Apalagi            ibu.   Beliau   yang  paling keras menentang perkawinanku. Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari,
“Jadi juga kau nikah sama buntelan karung hitam’ itu ….?!?” Duh……, hatiku sempat kebat-kebit mendengar ucapan itu. Masa calon istriku disebut ‘buntelan karung hitam’.
“Kamu sudah kena pelet barangkali Yanto. Masa suka sih sama gadis hitam, gendut dengan wajah yang sama sekali tak menarik dan cacat kakinya. Lebih tua beberapa tahun lagi dibanding kamu !!” sambung ibu lagi.
“Cukup Bu! Cukup! Tak usah ibu menghina sekasar itu. Dia kan  ciptaan Allah. Bagaimana jika pencipta-Nya marah sama ibu…?” Kali ini aku terpaksa menimpali ucapan ibu dengan sedikit emosi. Rupanya ibu amat tersinggung mendengar ucapanku.
“Oh…. rupanya kau lebih memillih perempuan itu ketimbang keluargamu. baiklah Yanto. Silahkan kau menikah tapi jangan harap kau akan dapatkan seorang dari kami ada di tempatmu saat itu. Dan jangan kau bawa perempuan itu ke rumah ini !!”
DEGG !!!!
“Yanto….  jangan  bengong  terus.  Sebentar  lagi  penghulu  tiba,”  teguran  Ismail membuyarkan lamunanku.
Segera kuucapkan istighfar dalam hati.
“Alhamdulillah penghulu sudah tiba. Bersiaplah …akhi,” sekali lagi Ismail memberi semangat padaku.
“Aku  terima  nikahnya,  kawinnya  Shalihah  binti  Mahmud  almarhum  dengan  mas kawin  seperangkat alat sholat tunai !” Alhamdulillah lancar juga aku mengucapkan aqad nikah.
“Ya  Allah   hari   ini   telah   Engkau   izinkan   aku   untuk   meraih   setengah   dien. Mudahkanlah aku untuk meraih sebagian yang lain.”
Di kamar yang amat sederhana. Di atas dipan kayu ini aku tertegun lama.Memandangi istriku yang tengah tertunduklarut dalam dan diam. Setelah sekian lama kami saling diam, akhirnya dengan membaca basmalah dalam hati kuberanikan diri untuk menyapanya.
“Assalamu’alaikum …. permintaan hafalan Qur’annya mau di cek kapan De’…?”
tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sejak tadi disembunyikan dalam tunduknya.
Sebelum menikah, istriku memang pernah meminta malam pertama hingga ke sepuluh agar aku membacakan hafalan Qur’an tiap malam satu juz. Dan permintaan itu telah aku setujui. “Nanti  saja  dalam  qiyamullail,”  jawab  istriku,  masih  dalam  tunduknya.  Wajahnya  yang berbalut kerudung putih, ia sembunyikan  dalam-dalam. Saat kuangkat dagunya, ia seperti ingin  menolak.  Namun  ketika  aku  beri  isyarat  bahwa  aku  suaminya  dan  berhak  untuk melakukan itu , ia menyerah.
Kini  aku  tertegun  lama.  Benar  kata  ibu  ..bahwa  wajah  istriku  ‘tidak  menarik’. Sekelebat pikiran itu muncul ….dan segera aku mengusirnya.
Matanya berkaca-kaca menatap lekat pada bola mataku.
“Bang, sudah saya katakan sejak awal ta’aruf, bahwa fisik saya seperti ini. Kalau Abang kecewa,  saya siap dan ikhlas. Namun bila Abang tidak menyesal beristrikan saya, mudah-mudahan   Allah   memberikan   keberkahan   yang  banyak   untuk   Abang.   Seperti keberkahan  yang  Allah  limpahkan  kepada  Ayahnya  Imam  malik  yang  ikhlas  menerima sesuatu yang tidak ia sukai pada istrinya. Saya ingin mengingatkan Abang akan firman Allah yang  dibacakan  ibunya  Imam  Malik  pada  suaminya  pada  malam  pertama  pernikahan mereka,” …
Dan bergaullah dengan mereka (istrimu) dengat patut (ahsan). Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjanjikan padanya kebaikan yang banyak.”(QS An-Nisa:19)
Mendengar tutur istriku, kupandangi wajahnya yang penuh dengan air mata itu lekat- lekat. Aku teringat kisah suami yang rela menikahi seorang wanita yang memiliki cacat itu. Dari rahim wanita itulah lahir Imam Malik, ulama besarummat Islam yang namanya abadi dalam sejarah.
“Ya Rabbi aku menikahinya karena Mu. Maka turunkanlah rasa cinta dan kasih sayang milikMu pada hatiku untuknya. Agar aku dapat mencintai dan menyayanginya dengan segenap hati yang ikhlas.”
Pelan kudekati istriku. Lalu dengan bergetar, kurengkuh tubuhya dalam dekapku. Sementara, istriku menangis tergugu dalam wajah yang masih menyisakan segumpal ragu.
“Jangan memaksakan diri untuk ikhlas menerima saya, Bang. Sungguh… saya siap menerima keputusan apapun yang terburuk,” ucapnya lagi.
“Tidak…De’.  Sungguh  sejak  awal  niat  Abang  menikahimu  karena  Allah.  Sudah teramat bulat niat itu. Hingga Abang tidak menghiraukan ketika seluruh keluarga memboikot untuk tak datang tadi pagi,” paparku sambil menggenggam erat tangannya.
Malam  telah  naik  ke  puncaknya  pelan-pelan.  Dalam  lengangnya  bait-bait  do’a kubentangkan pada Nya.
“Robbi, tak dapat kupungkiri bahwa kecantikan wanita dapat mendatangkan cinta buat laki-laki. Namun telah kutepis memilih istri karena rupa yang cantik karena aku ingin mendapatkan cinta-Mu. Robbi saksikanlah malam ini akan kubuktikan bahwa
cinta sejatiku hanya akan kupasrahkan pada-Mu. Karena itu, pertemukanlah aku dengan-Mu dalam Jannah-Mu !”
Aku beringsut menuju pembaringan yang amat sederhana itu. Lalu kutatap raut wajah istriku  denan  segenap  hati yang  ikhlas.  Ah,  ..  sekarang  aku  benar-benar  mencintainya. Kenapa  tidak?  Bukankah  ia  wanita  sholihah  sejati.  Ia  senantiasa  menegakkan  malam- malamnya dengan munajat panjang pada-Nya.
Ia senantiasa menjaga hafalan Kitab-Nya. Dan senantiasa melaksanakan shoum sunnah
Rasul Nya.
“…dan   diantara   manusia   ada   orang-orang   yang   menyembah   tandingan- tandingan  selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun  orang-orang  yang  beriman  amat  sangat  cintanya  pada  Allah  …”  (QS.  al- Baqarah:165)
=========================================
Ya Allah sesungguhnya aku ini lemah , maka kuatkanlah aku dan aku ini hina maka muliakanlah aku dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat Yang Maha Pengasih…


Adab Keluar Rumah bagi Muslimah


Wahai saudariku muslimah, renungkanlah firman dari Rabbmu berikut ini. Rabb yang telah menciptakanmu, yang paling tahu tentang kemaslahatan bagimu. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).
Dari artikel Pahala Melimpah Bagi Muslimah yang Tinggal di Rumah — Muslim.Or.Id by null

Saudariku muslimah, walaupun syariat menetapkan engkau harus tinggal di rumah, namun bila ada kebutuhan, dibolehkan bagi wanita untuk keluar rumah dengan memperhatikan adab-adab berikut ini:

Pertama. Memakai hijab syar’i yang menutup aurat.
Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيْبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta wanita-wanitanya kaum mukminin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) sehingga mereka tidak diganggu” (Al Ahzab: 59)

Kedua. Jangan memakai wangi-wangian.
Dilarang memakai wewangian ketika keluar rumah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الآخِرَةَ
Wanita mana saja yang memakai wewangian, maka janganlah dia menghadiri shalat Isya’ bersama kami” (HR. Muslim 444).
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melewati sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang wanita pezina” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ 323)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
كُلُّ عَيْنٍ زَانِيَةٌ. وَالْمَرْأَةُ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِالْمَجْلِسِ فَهِيَ كَذَا وَكَذَا
“Setiap mata itu berzina. Bila seorang wanita memakai wewangian kemudian ia melewati kumpulan laki-laki laki-laki (yang bukan mahramnya) maka wanita itu begini dan begitu.” (HR. Tirmidzi  2937. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi  2237)
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِقَوْمٍ لِيَجِدُوْا رِيْحَهَا فَهيِ َ زَانِيَةٌ
“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian ia melewati satu kaum agar mereka mencium wanginya, maka wanita itu pezina.” (HR Ahmad 4/414, dihasankan oleh Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’us Shahih 4/311)

Ketiga. Berjalan dengan sopan
Ketika berjalan, tidak dengan menggesek-gesekkan sandal/sepatu dengan sengaja dan jangan pula menghentak-hentakkan kaki agar terdengar suara gelang kaki, karena Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ
“Dan janganlah mereka (para wanita) memukulkan kaki-kaki mereka ketika berjalan agar diketahui apa yang disembunyikan dari perhiasan mereka.” (An Nur: 31)
Jangan pula engkau berlenggak lenggok ketika berjalan sehingga mengundang pandangan lelaki karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإذَا خَرَجَتْ اِسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu aurat maka bila ia keluar rumah syaitan menyambutnya.” (HR. Tirmidzi 1183, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaul Ghalil 273)

Keempat. Hendaklah keluar rumah dengan seizin suami.
Apabila telah menikah, wanita harus minta izin kepada suami ketika keluar rumah , termasuk ketika pergi ke masjid. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا اسْتَأْذَنَتِ امْرَأَةُ أَحَدِكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلاَ يَمْنَعْهَا
“Apabila istri salah seorang dari kalian minta izin ke masjid maka janganlah ia melarangnya.” (HR. Bukhari 873 dan Muslim 442)

Kelima. Jika bepergian jauh harus bersama mahram.
Bila jarak perjalanan yang ditempuh adalah jarak safar maka wanita harus didampingi mahram karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَلاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ
“Tidak boleh seorang wanita safar kecuali bersama mahramnya.” (HR. Muslim 1341)

Keenam. Menjaga pandangan dan merendahkan suara
Hendaklah pandangan mata, jangan mengarahkan pandangan ke kiri dan ke kanan kecuali bila ada kebutuhan, karena Allah Ta’ala berfirman:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat: Hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka…” (An Nur: 31)
Apabila berjalan bersama sesama wanita sementara di sana ada lelaki, hendaklah jangan berbicara yang mengundang fitnah.  Demikianlah yang Allah Ta’ala perintahkan dalam firman-Nya:
فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوْفًا
“Maka janganlah kalian melembut-lembutkan suara ketika berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al Ahzab: 32)
Saudariku muslimah, demikianlah beberapa adab Islami yang sepatutnya diperhatikan saat keluar dari rumah. Sungguh kemuliaan akan diraih bila senantiasa berpegang dengan adab yang diajarkan agama Islam. Sebaliknya kehinaan akan terjadi ketika ajaran agama telah jauh ditinggalkan.
Dari artikel Pahala Melimpah Bagi Muslimah yang Tinggal di Rumah — Muslim.Or.Id by null

Wahai saudariku muslimah, renungkanlah! Betapa banyak pahala yang melimpah meskipun kalian tetap tinggal di rumah. Betapa banyak pula tugas-tugas mulia yang bisa dilakukan di dalam rumah. Melaksanakan ibadah di rumah, mengurus rumah tangga, mendidik anak menjadi genarasi shalihah, dan kegiatan lain yang bernilai pahala. Tidak ada profesi yang lebih mulia bagi wanita selain tinggal di rumahnya untuk menjadi ibu rumah tangga.
Wallahu a’lamWa shallallah ‘alaa Nabiyyina Muhammad.
Dari artikel Pahala Melimpah Bagi Muslimah yang Tinggal di Rumah — Muslim.Or.Id by null