Mengantisipasi Kedatangan Dajjal, Si Raja Pendusta
Penulis : Sylvia Nurhadi
Arti Dajjal secara bahasa disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi RA dalam kitab At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya, Kadzdzab (tukang dusta) dan Mumawwih (yang menipu manusia).
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin RA mengatakan, “Dikatakan demikian karena dia adalah manusia yang paling besar penipuannya.”
Sedangkan arti Dajjal dalam istilah syar’i menurut Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin RA, “Dajjal adalah Seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb/Tuhan.”
Para ulama berpendapat bahwa saat ini kita telah berada di waktu yang teramat dekat dengan kedatangan Dajjal, si raja Yahudi terlaknat. Berbagai tanda telah menunjukkan hal tersebut. Pembohong besar ini akan datang menjelajahi berbagai sudut dunia kecuali Makkah, Madinah, Al-Quds ( Yerusalem ), dan Tha’if bersama pasukannya yang berjumlah lebih dari 70.000 orang.
Dari Anas RA, Rasulullah bersabda, “Yang akan mengikuti Dajjal adalah Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka memakai pakaian yang tebal dan bergaris.” (HR. Muslim No. 5237).
Rasulullah memperingatkan para sahabat untuk tidak menganggap ringan kehebatan pengaruh si mata satu ini. Padahal para sahabat adalah manusia yang dikenal kuat keimanannya. Bagaimana pula dengan kita yang rata-rata jauh dari kwalitas keimanan mereka, padahal kita hidup di masa yang rawan dan berbahaya tersebut?
Hadits riwayat Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah.” (Shahih Muslim No. 5205).
Kita telah menyaksikan sendiri kemunculan sejumlah dajjal kecil yang membawa keahlian sihirnya yang begitu mampu mempesona pandangan kita. Sejumlah nabi-nabi palsu juga telah berhasi memperdaya banyak orang. Lalu, akankah kita siap menghadapi fitnah, sihir, serta kenikmatan palsu yang lebih besar lagi? Apa yang harus kita persiapkan?
Dari Abu Umamah RA, Rasululah bersabda, “Dan di antara fitnahnya, ia membawa surga dan neraka. Nerakanya adalah surga sedangkan surganya adalah neraka. Barangsiapa duji dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan membaca pembukaan surah Al-Kahfi, karena ia akan menjadi jernih dan dingin sebagaimana api Ibrahim yang dingin dan menyelamatkannya. Di antara fitnahnya yang lain adalah ia melewati suatu perkampungan, tetapi penduduknya membohonginya, maka tidak ada binatang ternak mereka yang tersisa kecuali binasa. Ia juga melewati suatu perkampungan dan penduduknya mempercayainya, lalu ia menyuruh langit untuk menurunkan hujannya dan bumi menumbuhkan tanamannya, maka turunlah hujan dan tumbuhlah tanamannya, sehingga binatang ternak mereka pada waktu itu menjadi lebih gemuk dan banyak susunya.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Berikut terjemahan surat Al-Kahfi ayat 1 - 10 :
1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shaleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata : “Allah mengambil seorang anak.“
5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
10. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a : “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”
Dalam rangka mengantisipasi fitnah Dajjal ini, Rasulullah juga mengajarkan agar kita selalu membaca do'a di bawah ini setiap kali kita usai membaca tahiyatul akhir sebelum mengucapkan salam.
”Allaahumma inni a’udzubika min adzaabil jahannam wa min adzaabil qubur wa min fitnatil mahyaa wa mamaati wa min fitnatil masiihid Dajjal.”
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa (neraka) Jahanam dan dari siksa kubur dan dari fitnah hidup dan mati serta dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim).
Na’udzu billahi min dzalik.
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin RA mengatakan, “Dikatakan demikian karena dia adalah manusia yang paling besar penipuannya.”
Sedangkan arti Dajjal dalam istilah syar’i menurut Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin RA, “Dajjal adalah Seorang laki-laki pendusta (penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb/Tuhan.”
Para ulama berpendapat bahwa saat ini kita telah berada di waktu yang teramat dekat dengan kedatangan Dajjal, si raja Yahudi terlaknat. Berbagai tanda telah menunjukkan hal tersebut. Pembohong besar ini akan datang menjelajahi berbagai sudut dunia kecuali Makkah, Madinah, Al-Quds ( Yerusalem ), dan Tha’if bersama pasukannya yang berjumlah lebih dari 70.000 orang.
Dari Anas RA, Rasulullah bersabda, “Yang akan mengikuti Dajjal adalah Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka memakai pakaian yang tebal dan bergaris.” (HR. Muslim No. 5237).
Rasulullah memperingatkan para sahabat untuk tidak menganggap ringan kehebatan pengaruh si mata satu ini. Padahal para sahabat adalah manusia yang dikenal kuat keimanannya. Bagaimana pula dengan kita yang rata-rata jauh dari kwalitas keimanan mereka, padahal kita hidup di masa yang rawan dan berbahaya tersebut?
Hadits riwayat Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah.” (Shahih Muslim No. 5205).
Kita telah menyaksikan sendiri kemunculan sejumlah dajjal kecil yang membawa keahlian sihirnya yang begitu mampu mempesona pandangan kita. Sejumlah nabi-nabi palsu juga telah berhasi memperdaya banyak orang. Lalu, akankah kita siap menghadapi fitnah, sihir, serta kenikmatan palsu yang lebih besar lagi? Apa yang harus kita persiapkan?
Dari Abu Umamah RA, Rasululah bersabda, “Dan di antara fitnahnya, ia membawa surga dan neraka. Nerakanya adalah surga sedangkan surganya adalah neraka. Barangsiapa duji dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan membaca pembukaan surah Al-Kahfi, karena ia akan menjadi jernih dan dingin sebagaimana api Ibrahim yang dingin dan menyelamatkannya. Di antara fitnahnya yang lain adalah ia melewati suatu perkampungan, tetapi penduduknya membohonginya, maka tidak ada binatang ternak mereka yang tersisa kecuali binasa. Ia juga melewati suatu perkampungan dan penduduknya mempercayainya, lalu ia menyuruh langit untuk menurunkan hujannya dan bumi menumbuhkan tanamannya, maka turunlah hujan dan tumbuhlah tanamannya, sehingga binatang ternak mereka pada waktu itu menjadi lebih gemuk dan banyak susunya.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Berikut terjemahan surat Al-Kahfi ayat 1 - 10 :
1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shaleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata : “Allah mengambil seorang anak.“
5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).
7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
10. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a : “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”
Dalam rangka mengantisipasi fitnah Dajjal ini, Rasulullah juga mengajarkan agar kita selalu membaca do'a di bawah ini setiap kali kita usai membaca tahiyatul akhir sebelum mengucapkan salam.
”Allaahumma inni a’udzubika min adzaabil jahannam wa min adzaabil qubur wa min fitnatil mahyaa wa mamaati wa min fitnatil masiihid Dajjal.”
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa (neraka) Jahanam dan dari siksa kubur dan dari fitnah hidup dan mati serta dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim).
Na’udzu billahi min dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar