Selasa, 13 Agustus 2013

Syam Negeri Kebaikan



Gejolak Pembebasan Rakyat suriah yang menentang pemerintahan Demokrasi Basyar Assad membuat saya mengobrak-abrik internet dengan berbagai Artikel mengenai Negeri Syam (atau sekarang yang di kenal Suriah/Syria). Di sosial media seperti Facebook dan twitter telah bermunculan Fage2 yang bertajuk kebangkitan Khilafah di Suriah. Tak hanya itu di youtube mulai banyak beredar Video2 peperangan mujahid2 suriah yang menentang pemerintahan Basyar Assad. apa yang sebenarnya terjadi di negeri yang kata Rasulullah adalah negeri Kebaikan ini. kita mulai dari Sejarah Negeri Syam ini.

Awal Mula Nama SYAM :
Syām (Arab:سام) adalah salah satu anak dari Nabi Nuh yang dikemudian hari, namanya digunakan untuk penyebutan sebuah negeri, yaitu Negeri Syam (Arab:بلاد الشام Bilād as-Syam). Negeri Syam merupakan tempat dari agama samawi yaitu YudaismeNasrani, dan Islam. Menurut umat muslim, Negeri Syam dianggap sebagai "Negeri Kebaikan".[1] Pada masa kerasulan Nabi Isa, dikatakan bahwa Syam pernah dibangkitkan kembali oleh Isa, ketika ada permintaan dari Bani Israel.[2] (Wikipedia)


  1. ^ “Kebaikan pada negeri Syam. Kami bertanya, 'Mengapa wahai Rasulullah?' Beliau bersabda: 'Karena Malaikat rahmah (pembawa kebaikan) mengembangkan sayap di atasnya.” (Hadits riwayat Tirmizi, no. 3954, beliau berkomentar, haditsnya hasan gharibImam Ahmad dalam Al-Musnad, 35/483. Cetakan Muassasah Ar-Risalah, dishahihkan oleh para peneliti. Dishahihkan pula oleh Syekh Al-Albany dalam kitab ‘As-Silsilah As-Shahihah no. 503)
  2. ^ Bani Israil datang kepada Isa memohonnya sambil berkata: “Sam anaknya Nuh dikuburkan di sini, tidak jauh. Mohonlah kepada Allah untuk menghidupkannya kembali. Isa kemudian memanggilnya dengan satu teriakan dan Sam keluar dari kubur dengan rambut beruban. Orang-orang berseru: “Ia meninggal ketika ia masih muda, mengapa rambutnya jadi putih?” Sam menjawab: “Ketika aku mendengar suara Isa, aku pikir ‘satu teriakan’”. Suyuti mengulas ayat Al-Qur’an Surah Ali 'Imran 3:48 - 49.

Negeri Syam di Masa Rasulullah SAW dan Sahabat2nya :
Dari Zaid bin Tsabit Al Anshary ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" يا طوبى للشام! يا طوبى للشام! يا طوبى للشام! "، قالوا يا رسول الله وبمَ ذلك؟ قال:" تلك ملائكةُ الله باسطوا أجنحتها على الشام ".
Keberuntungan bagi Syam! Keberuntungan bagi Syam! Keberuntungan bagi Syam.” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, dengan apa mereka mendapat keberuntungan?” Rasulullah menjawab, “Itu para malaikat Allah yang membentangkan sayap-sayapnya di atas Syam.”
Beliau juga bersabda:
" إني رأيتُ عمودَ الكتاب انتُزع من تحت وسادتي، فنظرت فإذا هو نور ساطع عُمد به إلى الشام، ألا إن الإيمان إذا وقعت الفتن بالشام ".
Sesungguhnya aku melihat pilar Al kitab dicabut dari bawah bantalku. Lalu aku melihat cahaya berjalan ke Syam. Ketahuilah sesungguhnya ketika terjadi berbagai fitnah, iman itu berada di Syam.
Kemudian bersabda:
" إذا فسد أهلُ الشام فلا خير فيكم، ولا تزال طائفة من أمتي منصورين لا يضرهم من خذلهم حتى تقوم الساعة ".
Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.
HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma'rifatu 'Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu'bah bin Mu'awiyah bin Qurroh, dari ayahnya secara marfu')
Saya katakan: kerusakan yang bersifat nisbi yang telah menimpa penduduk Syam karena strategi thaghut yang kafir dan murtad yang berkuasa di Syam ini telah menimbulkan efek negatif terhadap kebaikan umat ini dan kontribusinya kepada dunia sebagaimana bisa diamati.
Hadits tersebut memberikan faidah bahwa kemuliaan Syam adalah kemuliaan umat ini dan kehinaan dan kerusakan Syam adalah kehinaan dan kerusakan umat ini. Maka kemuliaan dan kehinaan umat ini…naik turunnya kebaikan umat ini…lebih dan kurangnya umat ini, terkait dengan kemuliaan dan kehinaan Syam serta kebaikannya.
Oleh karena itu, dahulu – dan akan selalu - Syam menjadi target serbuan para penjajah dan fokus pemikiran dan pandangan mereka, serta konspirasi mereka karena mereka mengetahui pentingnya wilayah yang sensitif ini… berbahayanya wilayah ini bagi mereka. Maka mereka menguasakan atas negeri Syam ini penguasa dari kalangan bangsa kita, yang jauh lebih kufur, dengki, jahat dan rusak daripada mereka… dan menanam di jantung Syam - di Palestina - kelompok keturunan Yahudi agar memudahkan mereka untuk memasuki berbagai persoalan Syam kapan pun mereka inginkan dengan alasan untuk melindungi kelompok Yahudi tersebut dan negara mereka!
عن عبد الله بن حوالة أنه قال: يا رسول الله اكتب لي بلداً أكون فيه، فلو أعلم أنك تبقى لم أختر على قربك. قال>:" عليك بالشام، عليك بالشام، عليك بالشام!"، فلما رأى النبي>صلي الله عليه و سلم كراهيته للشام، قال:" هل تدرون ما يقول الله ؟ يقول: أنتِ صفوتي من بلادي أُدخل فيك خيرتي من عبادي .. ورأيت ليلة أُسري بي عموداً أبيض كأنه لؤلؤ تحمله الملائكة، قلت: ما تحملون؟ قالوا: نحمل عمود الإسلام، أُمرنا أن نضعه بالشام ".
Dari Abdullah bin Hawalah, dia berkata, ”Wahai Rasulullah, tentukanlah untukku satu negeri yang saya akan tinggal di dalamnya. Seandainya saya tahu bahwa Anda tetap tinggal di Madinah, saya akan memilih untuk tinggal di dekat anda.” Rasulullah bersabda, ”Pergilah ke Syam. Pergilah ke Syam. Pergilah ke Syam!” ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ketidaksukaannya kepada Syam, beliau bersabda,”Tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Allah? Allah berfirman, “Engkau adalah negeriku yang terbaik. Aku masukkan ke dalamnya hamba-hamba-Ku yang pilihan.” Dan aku melihat ketika malam aku diisra’kan, sebuah pilar putih seolah ia adalah sebuah mutiara yang dibawa para malaikat. Aku bertanya (kepada malaikat), ”Apa yang kalian bawa?” Mereka menjawab, “Aku membawa pilar Islam. Kami diperintah untuk meletakkannya di Syam.”
Dimana saja SYAM itu :
Tempat hijrah Ibrahim ‘alaihi salam adalah Palestina dan Palestina merupakan bagian dari Syam. Yang dimaksud dengan Syam adalah Syam Al Kubro yang meliputi Suriah, Yordania, Palestina, Lebanon, Tabuk – bagian dari bumi Jazirah - dan sekitarnya yang dari arah Yordania. Semua wilayah ini disebut dengan Syam akan tetapi pusatnya adalah Damaskus dan sekitarnya sebagaimana yang bisa dipahami dari berbagai hadits.
Di dalam hadits ini terdapat berita gembira yang baik bagi penduduk Palestina yang tetap tinggal, tetap melakukan ribath, yang bertahan hidup di tempat hijrah Nabi Ibrahim ‘alaihi salam meskipun banyak kesempitan dan perlakuan sewenang-wenang dan jahat yang dilakukan oleh zionis Yahudi untuk mengisolir dan mengusir mereka dari negeri mereka, negeri tempat hijrahnya Ibrahim ‘alaihi salam!
عن سالم بن عبد الله عن أبيه قال: قال رسول الله صلي الله عليه و سلم>:" ستخرج نارٌ في آخر الزمان من حضرموت تحشر الناس "، قلنا فماذا تأمرنا يا رسول الله؟ قال:" عليكم بالشام ".
Dari Salim bin Abdillah dari bapaknya, dia berkata, ”Rasulullah bersabda,” Pada akhir zaman akan keluar api dari Hadhramaut yang akan mengumpulkan manusia.” Kami berkata, ”Lantas apa yang anda perintahkan kepada kami wahai Rasulullah! Beliau bersabda, ”Pergilah ke Syam.”
وعن أبي الدرداء أن رسول الله صلي الله عليه و سلم قال:" فسطاط المسلمين ـ أي مدينتهم ـ يوم الملحمة بالغوطة إلى جانب مدينة يُقال لها: دمشق؛ من خير مدائن الشام ".
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Kota yang menjadi basis kaum muslimin pada hari terjadinya al malhamah (perang besar di akhir zaman) adalah di Ghauthah hingga sisi kota yang disebut dengan Damsyik (Damaskus) yang merupakan kota terbaik di Syam.”
وفي رواية عنه، قال: سمعت النبي صلي الله عليه و سلم يقول:" يوم الملحمة الكبرى، فسطاط المسلمين بأرض يُقال لها: الغوطة، فيها مدينة يُقال لها: دمشق؛ خير منازل المسلمين يومئذٍ ".
Dalam sebuah riwayat dari Abu Darda’ ia berkata, “ Aku telah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Pada hari Al malhamah Al kubro, kota yang menjadi basis kaum muslimin di sebuah daerah yang disebut dengan Al Ghauthah, di dalamnya ada kota yang disebut dengan Damsyik ( Damaskus), yang merupakan posisi kaum muslimin yang terbaik pada saat itu.”
وقال>صلي الله عليه و سلم>:" إذا وقعت الملاحم بعث الله من دمشق بعثاً من الموالي أكرم العرب فرسْاً، وأجودهم سلاحاً يؤيد الله بهم الدين ".
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ”Jika terjadi berbagai perang besar (berbagai malhamah), Allah akan mengutus dari Damaskus utusan dari kalangan tokoh-tokoh Arab yang paling mahir berkuda dan paling menguasai senjata. Allah membela dien ini melalui mereka.”
وقال>صلي الله عليه و سلم>:" عقر دار المؤمنين بالشام ". أي مركزهم الذي يأوون إليه ـ عند الشدائد والمحن والفتن ـ هو بالشام!
Beliau juga bersabda, ”Pusat tempat tinggal kaum muslimin di Syam.”
Maksudnya adalah markas mereka yang menjadi tempat berlindung mereka ketika situasi sulit, penuh ujian dan fitnah adalah Syam.
Dari hadits – hadits ini dan yang lainnya, Syam termasuk bumi ribath hingga hari kiamat. Orang yang mukim di dalamnya – jika niatnya benar – baginya pahala seorang murabith di jalan Allah.
(note: seluruh hadits yang disebutkan di atas tadi isnadnya shahih atau hasan alhamdulillah. Hadits-hadits tersebut ditakhrij dalam kitab Fadhoilu Syam wa Dimasyqi karangan Ar Rib’I yang ditahqiq oleh Asy Syekh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albany rahimahullah.) sekian tulisan dari Syekh Abu Bashir hafidhahullah.
Sebagai tambahan, dalam buku berjudul Keutamaan Tinggal di Negeri Syam, Imam Al ‘Izz bin Abdissalâm mengatakan bahwa 10.000 shahabat pergi ke Syam karena rekomendasi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penutup
Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu murni karena rahmat dan fadhilah Allah Azza wa Jalla semata dan bila ada kesalahan dan penyimpangan maka itu dari kami dan dari setan. Allah Ta’ala dan Rasul-Nya berlepas diri darinya.

Sumber : Wikipedia & www.laspido.com

Rabu, 10 Juli 2013

:: Awal Mula Kehancuran Khilafah ::




Kerajaan Turki atau lebih dikenal sebagai kekhalifahan Usmani adalah kerajaan terakhir yang menggunakan sistem kekhalifahan. Ia hancur bukan karena sistemnya yg salah, bukan pula karena kesalahan dari radja. namun ia hancur karena Naluri manusia (Umat Islam) sudah di doktrin untuk menjauhi akidah2 islam sebagai acuan memimpin dan memerintah suatu negeri. ini bermula ketika Jaman penjajahan mulai terbentuk, ketika Inggris dan Prancis mulai menyebarkan fitnah dan mengkotak2kan golongan2 Islam. wal hasil Islam di negara Arab mulai memerdekakan diri masing2 dan membentuk negara masing2. faham nasionalisme mulai di bibitkan pada generasi2 islam saat itu, tanpa mengkedepankan Ukhuwah Islamiyah sebagai nilai2 persaudaraan yang hakiki sesama Muslim. jadilah kehancuran Bangsa Arab Bermula dari itu.

Indonesia pun tak luput dari sasaran, siapa yang tak kenal kerajaan Samudera Pasai di Aceh, Kesultanan Palembang daru salam di sumatera selatan, Kesultanan Yogyakarta,  bahkan sejumlah sejarahwan telam menemukan Kesultanan Islam di timur paling jauh Papua. Namun siring dengan gerakan Inggris dan prancis, mereka menjadikan Belanda dan jepang sebagai Penjajah Kesultanan Islam di indoesia saat itu...dan akhirnya Kesulatanan Islam di Indonesia mulai hancur, dan mereka membentuk sebuah kesatuan negara yang di berinama INDONESIA dengan menularkan faham Nasionalisme yg bersifat sementara saja, mengapa bersifat sementara. karena faham nasionalisme hanya  berlaku ketika serangan dari pihak asing terjadi maka kita bersatu menumpasnya, namun bila tidak terjadi serangan dari pihak asing, faham nasionalisme berubah menjadi Faham DAERAHISME. setiap daerah mulai ingin memisahkan diri melalui gerakan Separatis mulai dari ACEH (GAM), Makasar, dan PAPUA (Papua Merdeka).

Bolehlah kiranya saya tekankan bahwa Awal mula kehancuran Islam adalah ketika kita menjauhkan Hukum2 Alquran dan Hadist dari sistem pemeritahan dan kepemimpinan.

Waullahu'alam bisawab :D

Senin, 17 Juni 2013

AUDIO USTADZ YUSUF MANSUR "CARI ALLAH DULU"

Assalamu'alaikum wr. wb.

Sudah lama saya tidak menulis di Blog ini, karena kesibukan saya yang sangat padat. Namun saya akan menulis kembali, tetapi saya juga akan memberikan Audio2 Ustadz Yusuf Mansur kepada Saudara2 yang membaca Blog ini.

Ini Audio Pertama yang akan saya berikan. Berjudul "CARI ALLAH DULU"

AUDIO CARI ALLAH DULU - Ust. Yusuf Mansur

Audio ini saya dapat dari perkuliahan Online di www.kuliah-online.com. Dengan membayar registrasi 100.000 rupiah (biaya tahun 2011) yang di sedekahkan sebagai biaya santri Ponpes Daqu. Saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Tidak hanya mengenai Perubahan kehidupan saya, namun Perubahan sikap dan tingkah laku, terutama Sikap dan Tingkah laku saya kepada Allah SWT menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengajak para Viewrs juga untuk membantu santri2 penghafal Al-Qur'an di Pondok Pesantren Darul Qur'an ini. Sebagai Sedekah yang akan membawa saudara menjadi manusia yang bermanfaat buat Santri2 ini. Saya tidak memaksa. Silahkan Download atau dengarkan Audio yang saya Download dari Web Kuliah Online. Semoga Saudara bisa lebih baik setelah mendengarkan Audio dari Ustadz Yusuf Mansur ini.

Bagi yang mau Sedekah silahkan Transfer uang anda di sini.

BCA 603 030 8041
Mandiri 128 000 509 2975
a.n. Yayasan Daarul Quran Nusantara

Terima Kasih

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Selasa, 09 April 2013

Kembalinya Khilafah Anda Harus YAKIN....!!!


Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan kepada ummatnya, baik melalui al-Qur’an ataupun melalui ucapan rasulullah. Bisyarah adalah perlambang janji Allah dan menjadi penyemangat kaum muslim selama berabad-abad lamanya, keyakinan akan janji ALlah ini terpatri kuat di dalam jiwa kaum muslim dan menjadi harapan ditengah-tengah kepuusasaa
n, menjadi pengingat dalam kealpaan dan menjadi sebuah sumber energi yang tidak terbatas sampai kapanpun juga. Dengan bisyarah inilah kaum muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia.
Salah satu bisyarah yang dapan menginspirasi setiap muslim adalah bisyarah rasulullah yang isampakan oleh Abdullah bin Amru pada shahabat:
عن أبي قبيل قال : كنا عند عبدالله بن عمرو بن العاص وسئل : أي المدينتين تفتح أولا القسطنطينية أو رومية ؟ فدعا عبدالله بصندوق له حلق قال : فأخرج منه كتابا قال : فقال عبدالله : بينما نحن حول رسول الله صلى الله عليه و سلم نكتب إذ سئل رسول الله صلى الله عليه و سلم : أي المدينتين تفتح أولا : أقسطنطينية أو رومية ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مدينة هرقل تفتح أولا . يعني : قسطنطينية
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.
(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS)
لتفتحن القسطنطينية فلنعم الأمير أميرها ولنعم الجيش ذلك الجيش
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)
Ini adalah sebuah bisyarah, petunjuk dan kabar gembira bagi kaum muslim bahwa dua pilar peradaban barat pada waktu itu yang dijadikan simbol yaitu: Kota Roma (Romawi Barat) dan Kota Konstantinopel (Romawi Timur) akan diberikan dan dibebaskan oleh kaum muslim.
Dan hal ini menjadi penyemangat para Khalifah untuk melakukan futuhat, tercatat dalam sejarah bahwa Abu Ayyub al-Anshari (44 H) pada Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan adalah orang yang pertama kali ingin merealisasikan janji Allah tersebut, namun karena kondisi fisik beliau tidak mampu memenuhinya, walaupun begitu, beliau meminta agar jasadnya dikuburkan di bawah kaki pasukan kaum muslim terdepan pada saat ekspedisi itu sebagai sebuah milestone bagi mujahid selanjutnya. Lalu Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (98 H) pada masa Kekhalifahan Umayyah, Khalifah Harun al-Rasyid (190 H) masa Kekhalifahan Abasiyyah, Khalifah Beyazid I (796 H) masa Kekhalifahan Utsmanityyah, Khalifah Murad II (824 H) masa Kekhalifahan Utsmaniyyah juga tercatat dalam usaha penaklukan konstantinopel, tetapi karena satu dan lain hal, Allah belum mengizinkan kaum muslim memenangkan pertempuran itu.
Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota ini memiliki benteng yang tidak tertembus yang dibangun pada tahun 330 M. oleh Kaisar Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Sejak didirikannya, pemerintahan Byzantium telah menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan Byzantium. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Pentingnya posisi konstantinopel ini digambarkan oleh napoleon dengan kata-kata “…..kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!”.
Adalah Muhamamd II atau selanjutnya dikenal sebagai Muhammad al-Fatih, yang akan menaklukan kota ini, sejak kecil dia telah dididik oleh ulama-ulama besar pada zamannya, khususnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang tidak hanya menanamkan kemampuan beragama dan ilmu Islam, tetapi juga membentuk mental pembebas pada diri Mumammad al-Fatih. Beliau selalu membekali al-Fatih dengan cerita dan kisah para penakluk, kisah syahid dan mulianya para mujahid, dan selalu mengingatkan Muhammad II tentang bisyarah rasulullah dan janji Allah yang menjadikan seorang anak kecil bernama Muhammad II memiliki mental seorang penakluk.
Maka tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah menguasai 7 bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di Adrianopel (Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan keterangan dia telah matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian besar hidup al-Fatih berada diatas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah dan memohon pertolongan dan idzinnya atas keinginannya yang telah terpancang kuat dari awal: Menaklukan Konstantinopel.
Diapun sadar untuk menaklukkan konstantiopel dia membutuhkan perencanaan yang baik dan orang-orang yang bisa diandalkan, maka diapun membentuk dan mengumpulkan pasukan elit yang dinamakan Janissaries, yang dilatih dengan ilmu agama, fisik, taktik dan segala yang dibutuhkan oleh tentara, dan pendidikan ini dilaksanakan sejak dini, dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan konstantinopel. 40.00 orang yang loyal kepada Allah dan rasul-Nya pun berkumpul dalam penugasan ini. Selain itu dia juga mengamankan selat bosphorus yang menjadi nadi utama perdagangan dan transportasi bagi konstantinopel dengan membangun benteng dengan 7 menara citadel yang selesai dalam waktu kurang dari 4 bulan.
Tetapi konstantinopel bukanlah kota yang mudah ditaklukkan, kota ini menahan serangan dari berbagai penjuru dunia dan berhasil menetralkan semua ancaman yang datang kepadanya karena memiliki sistem pertahanan yang sangat maju pada zamannya, yaitu tembok yang luar biasa tebal dan tinggi, tingginya sekitar 30 m dan tebal 9 m, tidak ada satupun teknologi yang dapat menghancurkan dan menembus tembok ini pada masa lalu. Dan untuk inilah al-Fatih menugaskan khusus pembuatan senjata yang dapat mengatasi tembok ini.
Setelah mempersiapkan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru seberat 700 kg, al-Fatih lalu mempersiapkan 250.000 total pasukannya yang terbagi menjadi 3, yaitu pasukan laut dengan 400 kapal perang menyerang melalui laut marmara, kapal-kapal kecil untuk menembus selat tanduk, dan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat konstantinopel, awal penyerangan ini dilakukan pada tanggal 6 April 1453, yang terkenal dengan The Siege of Constantinple.
Keseluruhan pasukan al-Fatih dapat direpotkan oleh pasukan konstantinopel yang bertahan di bentengnya, belum lagi serangan bantuan dari negeri kristen lewat laut menambah beratnya pertempuran yang harus dihadapi oleh al-Fatih, sampai tanggal 21 April 1453 tidak sedikitpun tanda-tanda kemenangan akan dicapai pasukan al-Fatih, lalu akhirnya mereka mencoba suatu cara yang tidak terbayangkan kecuali orang yang beriman. Dalam waktu semalam 70 kapal pindah dari selat bosphorus menuju selat tanduk dengan menggunakan tenaga manusia. Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:
“kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,”
70 Kapal al-Fatih dipindahkan dari Selat Bosphorus ke Selat Tanduk melalui Pegunungan Galata dalam waktu 1 malam
Pengepungan ini terus berlanjut sampai dengan tanggal 27 Mei 1453, melihat kemenangan sudah dekat, Muhamamad al-Fatih mengumpulkan para pasukannya lalu berkhutbah didepan mereka:
Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran
Subhanallah, ini sebuah penegasan pada pasukannya bahwa kemenangan tidak akan bisa dicapai dengan mengandalkan kekuatan belaka, bukan pula karena kecerdasan dan strategi perang, Muhammad al-Fatih sangat memahami bahwa kemenangan hanya akan tercapai dengan izin dan pertolongan Allah.
Maka ia meminta seluruh pasukannya bermunajat pada Allah, menjauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam harinya dan berpuasa pada esok harinya. Pada tanggal 29 Mei 1453, serangan terakhir dilancarkan, dan sebelum Ashar, al-Fatih sudah menginjakkan kakinya di gerbang masuk konstantinopel. Berakhirlah pengepungan selama 52 hari lamanya dan penantian panjang akan janji Allah selama 825 tahun lamanya. Konstantinopel dibebaskan kaum muslim melalui tangan al-Fatih!
Bayangkan, kekuatan seperti apa yang bisa menjaga semangat, persatuan, dan kesabaran selama 52 hari perang dan lintas generasi dalam 825 tahun lamanya? Kekuatan seperti apa yang dapat menjadikan anak muda berumur 23 tahun menaklukan sebuah peradaban besar?
Inilah yang dinamakan kekuatan percaya pada janji Allah dan bisyarah rasul-Nya. Kemampuan melihat tidak dengan mata tetapi dengan keimanan, kekuatan yang melebihi apapun, Beyond the Inspiration.
They believe in something that can’t be seen by eyes! Allahuakbar!
Konstantinopel telah takluk dan itu tidak akan terulang kembali karena posisi yang mulia dalam bisyarah rasulullah telah ditempati oleh Muhammad al-Fatih. Penaklukan kota Roma hanya menunggu waktu dan posisi kemuliaan itupun akan ditempati oleh satu orang. Tetapi ada satu bisyarah lagi yang rasulullah sampaikan pada kita, yang mengajak kita semuanya untuk merealisasikan itu.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”. (HR. Ahmad)
Pragmatisme pasti akan menafikkan Idealisme
Pragmatisme meniscayakan Kompromisme
Sedangkan,
Idealisme menafikkan Pragmatisme
Idealisme meniscayakan Keyakinan akan Bisyarah Allah dan Rasul
Perbedaan orang kafir dan mukmin adalah:
Orang mukmin yakin dahulu lalu mereka (pasti) akan melihat
Orang kafir butuh melihat dulu lalu (mungkin) akan yakin
Pilih mana???

Kamis, 21 Maret 2013

ZIONISME AKAR MASALAH DUNIA


Asal Mula Gagasan Rasis Zionisme

Setelah orang-orang Yahudi terusir dari Yerusalem pada tahun 70 M, mereka mulai tersebar di berbagai belahan dunia. Selama masa ‘diaspora’ ini, yang berakhir hingga abad ke-19, mayoritas masyarakat Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas kesamaan agama mereka. 

Sepanjang perjalanan waktu, sebagian besar orang Yahudi membaur dengan budaya setempat, di negara di mana mereka tinggal. Bahasa Hebrew hanya tertinggal sebagai bahasa suci yang digunakan dalam berdoa, sembahyang dan kitab-kitab agama mereka. Masyarakat Yahudi di Jerman mulai berbicara dalam bahasa Jerman, yang di Inggris berbicara dengan bahasa Inggris. Ketika sejumlah larangan dalam hal kemasyarakatan yang berlaku bagi kaum Yahudi di negara-negara Eropa dihapuskan di abad ke-19, melalui emansipasi, masyarakat Yahudi mulai berasimilasi dengan kelompok masyarakat di mana mereka tinggal. 

Mayoritas orang Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah ‘kelompok agamis’ dan bukan sebagai sebuah ‘ras’ atau ‘bangsa’. Mereka menganggap diri mereka sebagai masyarakat atau orang ‘Jerman Yahudi’, ‘Inggris Yahudi, atau ‘Amerika Yahudi’.

Namun, sebagaimana kita pahami, rasisme bangkit di abad ke-19. Gagasan rasis, terutama akibat pengaruh teori evolusi Darwin, tumbuh sangat subur dan mendapatkan banyak pendukung di kalangan masyarakat Barat. Zionisme muncul akibat pengaruh kuat badai rasisme yang melanda sejumlah kalangan masyarakat Yahudi.

Kalangan Yahudi yang menyebarluaskan gagasan Zionisme adalah mereka yang memiliki keyakinan agama sangat lemah. Mereka melihat “Yahudi” sebagai nama sebuah ras, dan bukan sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas suatu keyakinan agama. Mereka mengemukakan bahwa Yahudi adalah ras tersendiri yang terpisah dari bangsa-bangsa Eropa, sehingga mustahil bagi mereka untuk hidup bersama, dan oleh karenanya, mereka perlu mendirikan tanah air mereka sendiri. Orang-orang ini tidak mendasarkan diri pada pemikiran agama ketika memutuskan wilayah mana yang akan digunakan untuk mendirikan negara tersebut. 

Theodor Herzl, bapak pendiri Zionisme, pernah mengusulkan Uganda, dan rencananya ini dikenal dengan nama ‘Uganda Plan’. Kaum Zionis kemudian menjatuhkan pilihan mereka pada Palestina. Alasannya adalah Palestina dianggap sebagai ‘tanah air bersejarah bangsa Yahudi’, dan bukan karena nilai relijius wilayah tersebut bagi mereka.

Para pengikut Zionis berusaha keras untuk menjadikan orang-orang Yahudi lain mau menerima gagasan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama mereka ini. Organisasi Yahudi Dunia, yang didirikan untuk melakukan propaganda masal, melakukan kegiatannya di negara-negara di mana terdapat masyarakat Yahudi. Mereka mulai menyebarkan gagasan bahwa orang-orang Yahudi tidak dapat hidup secara damai dengan bangsa-bangsa lain dan bahwa mereka adalah suatu ‘ras’ tersendiri; dan dengan alasan ini mereka harus pindah dan bermukim di Palestina. Sejumlah besar masyarakat Yahudi saat itu mengabaikan seruan ini.

Dengan demikian, Zionisme telah memasuki ajang politik dunia sebagai sebuah ideologi rasis yang meyakini bahwa masyarakat Yahudi tidak seharusnya hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. Di satu sisi, gagasan keliru ini memunculkan beragam masalah serius dan tekanan terhadap masyarakat Yahudi yang hidupnya tersebar di seluruh dunia. Di sisi lain, bagi masyarakat Muslim di Timur Tengah, hal ini memunculkan kebijakan penjajahan dan pencaplokan wilayah oleh Israel, pertumpahan darah, kematian, kemiskinan dan teror.

Banyak kalangan Yahudi saat ini yang mengecam ideologi Zionisme. Rabbi Hirsch, salah seorang tokoh agamawan Yahudi terkemuka, mengatakan:
‘Zionisme berkeinginan untuk mendefinisikan masyarakat Yahudi sebagai sebuah bangsa …. ini adalah sesuatu yang menyimpang (dari ajaran agama)’. (Washington Post, 3 Oktober 1978)

Seorang pemikir terkemuka, Roger Garaudy, menulis tentang masalah ini:
Musuh terbesar bagi agama Yahudi adalah cara berpikir nasionalis, rasis dan kolonialis dari Zionisme, yang lahir di tengah-tengah (kebangkitan) nasionalisme, rasisme dan kolonialisme Eropa abad ke-19. Cara berpikir ini, yang mengilhami semua kolonialisme Barat dan semua peperangannya melawan nasionalisme lain, adalah cara berpikir bunuh diri. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan tidak ada perdamaian di Timur Tengah kecuali jika Israel telah mengalami “de-Zionisasi” dan kembali pada agama Ibrahim, yang merupakan warisan spiritual, persaudaraan dan milik bersama dari tiga agama wahyu: Yahudi, Nasrani dan Islam. (Roger Garaudy, “Right to Reply: Reply to the Media Lynching of Abbe Pierre and Roger Garaudy”, Samizdat, Juni 1996)

Dengan alasan ini, kita hendaknya membedakan Yahudi dengan Zionisme. Tidak setiap orang Yahudi di dunia ini adalah seorang Zionis. Kaum Zionis tulen adalah minoritas di dunia Yahudi. Selain itu, terdapat sejumlah besar orang Yahudi yang menentang tindakan kriminal Zionisme yang melanggar norma kemanusiaan. Mereka menginginkan Israel menarik diri secara serentak dari semua wilayah yang didudukinya, dan mengatakan bahwa Israel harus menjadi sebuah negara bebas di mana semua ras dan masyarakat dapat hidup bersama dan mendapatkan perlakuan yang sama, dan bukan sebagai ‘negara Yahudi’ rasis.

Kaum Muslimin telah bersikap benar dalam menentang Israel dan Zionisme. Tapi, mereka juga harus memahami dan ingat bahwa permasalahan utama bukanlah terletak pada orang Yahudi, tapi pada Zionisme.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sikap toleransi yang wajib diperlihatkan kaum Muslimin terhadap orang-orang ahli kitab telah terbukti sepanjang sejarah Islam. Selama berabad-abad, umat Islam memperlakukan kaum Yahudi dengan sangat bersahabat dan mereka menyambut persahabatan ini dengan kesetiaan. Namun, hal yang telah merusak keadaan ini adalah Zionisme.

Zionisme muncul pada abad ke-19. Dua hal yang menjadi ciri menonjol Eropa abad ke-19, yakni rasisme dan kolonialisme, telah pula berpengaruh pada Zionisme. Ciri utama lain dari Zionisme adalah bahwa Zionisme adalah ideologi yang jauh dari agama. Orang-orang Yahudi, yang merupakan para mentor ideologis utama dari Zionisme, memiliki keimanan yang lemah terhadap agama mereka. Bahkan, kebanyakan dari mereka adalah ateis. Mereka menganggap agama Yahudi bukan sebagai sebuah agama, tapi sebagai nama suatu ras. Mereka meyakini bahwa masyarakat Yahudi mewakili suatu ras tersendiri dan terpisah dari bangsa-bangsa Eropa. Dan, karenanya, mustahil bagi orang Yahudi untuk hidup bersama mereka, sehingga bangsa Yahudi memerlukan tanah air tersendiri bagi mereka.

Hingga saat kemunculan Zionisme di Timur Tengah, ideologi ini tidak mendatangkan apapun selain pertikaian dan penderitaan. Dalam masa di antara dua perang dunia, berbagai kelompok teroris Zionis melakukan serangan berdarah terhadap masyarakat Arab dan Inggris. Di tahun 1948, menyusul didirikannya negara Israel, strategi perluasan wilayah Zionisme telah menyeret keseluruhan Timur Tengah ke dalam kekacauan.

Titik awal dari Zionisme yang melakukan segala kebiadaban ini bukanlah agama Yahudi, tetapi Darwinisme Sosial, sebuah ideologi rasis dan kolonialis yang merupakan warisan dari abad ke-19. Darwinisme Sosial meyakini adanya perjuangan atau peperangan yang terus-menerus di antara masyarakat manusia. Dengan mengindoktrinasikan ke dalam otak mereka pemikiran “yang kuat akan menang dan yang lemah pasti terkalahkan”, ideologi ini telah menyeret bangsa Jerman kepada Nazisme, sebagaimana orang-orang Yahudi kepada Zionisme.

Kini, banyak kaum Yahudi agamis, yang menentang Zionisme, mengemukakan kenyataan ini. Sebagian dari para Yahudi taat ini bahkan tidak mengakui Israel sebagai negara yang sah dan, oleh karenanya, menolak untuk mengakuinya. Negarawan Israel Amnon Rubinstein mengatakan: “Zionisme adalah sebuah pemberontakan melawan tanah air (Yahudi) mereka dan sinagog para Pendeta Yahudi”. (Amnon Rubinstein, The Zionist Dream Revisited, hlm. 19)http://www.shemayisrael.com/rabbiforsythe/holocaust.)

Zionisme, yang tindakannya bertentangan dengan ajaran Taurat, pada kenyataannya adalah suatu bentuk fasisme, dan fasisme tumbuh dan berakar pada keingkaran terhadap agama, dan bukan dari agama itu sendiri. Karenanya, yang sebenarnya bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Timur Tengah bukanlah agama Yahudi, melainkan Zionisme, sebuah ideologi fasis yang tidak berkaitan sama sekali dengan agama.

Akan tetapi, sebagaimana yang terjadi pada bentuk-bentuk fasisme yang lain, Zionisme juga berupaya untuk menggunakan agama sebagai alat untuk meraih tujuannya.

Penafsiran Taurat yang Keliru oleh Kaum Zionis

Taurat adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa. Allah mengatakan dalam Alquran: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),…” (QS. Al-Maa-idah, 5:44). Sebagaimana pula dinyatakan dalam Alquran, isi Taurat di kemudian hari telah dirubah dengan penambahan perkataan manusia. Itulah mengapa di zaman sekarang telah dijumpai “Taurat yang telah dirubah”.

Namun, pengkajian terhadap Taurat mengungkap keberadaan inti ajaran-ajaran Agama yang benar di dalam Kitab yang pernah diturunkan ini. Banyak ajaran-ajaran yang dikemukakan oleh Agama yang benar seperti keimanan kepada Allah, penyerahan diri kepada-Nya, bersyukur kepada-Nya, takut kepada Allah, mencintai Allah, keadilan, cinta, kasih sayang, menentang kebiadaban dan kedzaliman tertulis dalam Taurat dan bagian-bagian lain dari Kitab Perjanjian Lama.

Selain itu, peperangan yang terjadi sepanjang sejarah dan pembantaian yang terjadi ini dikisahkan dalam Taurat. Jika seseorang berniat untuk mendapatkan dalil – meskipun dengan cara membelokkan fakta-fakta yang ada – untuk membenarkan tindakan keji, pembantaian dan pembunuhan, ia dapat dengan mudah mengambil bagian-bagian ini dalam Taurat sebagai rujukan untuk kepentingan pribadinya. Zionisme menempuh cara ini untuk membenarkan tindakan terorismenya, yang sebenarnya adalah terorisme fasis, dan ia sangat berhasil. Sebagai contoh, Zionisme telah menggunakan bagian-bagian yang berhubungan dengan peperangan dan pembantaian dalam Taurat untuk melegitimasi pembantaian yang dilakukannya terhadap warga Palestina tak berdosa. Ini adalah penafsiran yang tidak benar. Zionisme menggunakan agama sebagai alat untuk membenarkan ideologi fasis dan rasisnya.

Sungguh, banyak orang-orang Yahudi taat yang menentang penggunaan bagian-bagian Taurat ini sebagai dalil yang membenarkan pembantaian yang dilakukan terhadap warga Palestina sebagai tindakan yang benar. The Neturie Karta, sebuah organisasi Yahudi Ortodoks anti Zionis, menyatakan bahwa, nyatanya, “menurut Taurat, umat Yahudi tidak diizinkan untuk menumpahkan darah, mengganggu, menghina atau menjajah bangsa lain”. Mereka menekankan lebih jauh bahwa, “para politikus Zionis dan rekan-rekan mereka tidak berbicara untuk kepentingan masyarakat Yahudi, nama Israel telah dicuri oleh mereka”. (Rabbi E. Schwartz, Advertisement by Neturei Karta in New York Times, 18 Mei 1993)

Dengan menjalankan kebijakan biadab pendudukan atas Palestina di Timur Tengah dengan berkedok “agama Yahudi”, Zionisme sebenarnya malah membahayakan agama Yahudi dan masyarakat Yahudi di seluruh dunia, dan menjadikan warga Israel atau Yahudi diaspora sebagai sasaran orang-orang yang ingin membalas terhadap Zionisme.

Sumber: Harun Yahya 
Penulis : www.akhirzaman.info

PERBEDAAN BANI ISRAEL DAN ZIONISME

Sebagian kalian pasti menyangka dari Judul tulisan saya ini adalah pembelaan terhadap ISRAEL, sama sekali tidak. disini saya akan menceritakan Awal mula terbentuknya Negara Israel dan sejarah bangsa Israel itu sendiri.

Banyak yang menyangka bahwa Bani Israel yang diceritakan didalam Al-Qur'an adalah sama halnya dengan Zionis. Sesungguhnya Bani Israel (Yahudi) dan Zionis itu beda dan bahkan keduanya saling bertentangan. dalam Sejarah Islam. Bani Israel adalah keturunan Nabi Ibrahim As dari anaknya yang bernama Nabi Ishaq.As. dan  silsilah dari Nabi Ishaq yang memiliki anak bernama Nabi Ya'kub yang mempunyai 12 anak dari 4 orang Istri . Sedangkan Bani Israil adalah dari silsilah ketrunan dari anak Ya'kub yaitu Yahuda. Maka tidak bisa di Pungkiri bahwa sesungguhnya Bani Israil sebenarnya adalah bangsa Arab. dan masih satu nenek Moyang dengan bangsa Arab lainnya. Lantas Mengapakah Bangsa Israel sekarang membunuh keturunan nenek Moyangnya sendiri. Berikut penjelasan yang lebih rinci yang saya dapat dari beberapa sumber dari Blog. (Oh ya biar lebih jelas saya tempel nih Silsilah Bani Israel).




Nama Yahudi Bani Israel dan Asal Usul Mereka

Kebanyakan ahli sejarah sepakat bahwa penamaan Bani Israel dengan kaum “Ibrani” karena peristiwa penyeberangan Ibrahim a.s. melintasi sungai Eufrat. Pendapat ini diperkuat dengan apa yang termaktub di dalam Kitab Joshua:
“Demikianlah Tuhan Israel berfirman tentang penyeberangan sungai itu, di mana leluhur kalian tinggal sejak dahulu kala, dan bapak Ibrahim dan bapak Nahur, menyembah tuhan-tuhan lain. Maka Aku bawa Ibrahim menyeberangi sungai itu dan berjalan di tanah Kana'an.” 14)

Majalah al-'Arabi Kuwait memuat sebuah artikel yang ditulis oleh Pendeta Ishak Salka dengan judul Ma'nâ at-Tasmiyât li asy-Syu'ub as-Sâmiyah ats-Tsalâtsah al-Kubrà” (Arti Nama-nama Tiga Bangsa Semit Besar). Dalam tulisannya tersebut ia mengatakan, “Nama tersebut (Ibrani) tidak muncul kecuali setelah Ibrahim a.s. menyeberangi sungai Eufrat.” 15) Pendapat ini adalah pendapat yang paling mendekati kebenaran daripada pendapat-pendapat lainnya.

Sedangkan sebutan “Orang-orang Israel (Isra'iliyyIn)” atau “Bani Israel” adalah sebutan yang dinisbatkan kepada bapak mereka, Israel, yakni Yakub ibn Ishak ibn Ibrahim a.s. Israel adalah kalimat yang terdiri dan dua kata: isra, yang artinya hamba atau teman dekat, dan el, yang artinya Tuhan. Maka arti Israel adalah hamba Tuhan atau teman dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa Semit, bukan hanya dalam bahasa Ibrani, kata El selalu bermakna Tuhan' 16) 

Yakub a.s. memiliki dua belas anak laki-laki. Al-Quran menyebut kisah Yakub dan anak-anaknya ini di berbagai tempat, di antaranya di dalam surah Al-Baqarah ayat 133:
“Adakah kalian hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kalian sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Sedangkan penamaan mereka dengan “Yahudi” muncul di saat mereka bertobat dan menyembah anak sapi. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” (QS. A1-A'râf: 156) Artinya, kami bertobat dan kami kembali kepada-Mu.


Menurut sebuah riwayat, mereka dinamakan Yahudi karena mereka bergerak-gerak (yatahawwad) ketika membaca Taurat. Menurut riwayat lain, mereka dinamakan Yahudi karena dinisbatkan kepada Yehuda, anak keempat Yakub a.s., yang nama aslinya adalah Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak Yakub lainnya. Beberapa ilmuan membenarkan pendapat mi.' 17)



Dr. Jawwad Ali mengatakan, “Istilah ‘Yahudi' lebih luas maknanya daripada istilah ‘Ibrani' dan ‘Bani Israel'. Hal ini karena istilah ‘Yahudi', selain disematkan kepada kaum Ibrani, juga disematkan kepada orang-orang non-Ibrani yang memeluk agama Yahudi.” 18)

Sedangkan mengenai asal usul Yahudi, mereka termasuk bangsa Semit. Beberapa pemerhati bahasa-bahasa Timur Dekat menemukan beberapa kesamaan yang jelas antara mereka dan bangsa-bangsa Semit lainnya, seperti Babilon, Assyria, Kana'an, Aram, Habasyah, Nabath, Arab dan lain sebagainya. 19) Mereka berasal dan Ibrahim a.s., yang memiliki kedudukan istimewa bagi tiga agama besar dunia: Yahudi, Nasrani dan Islam. Ibrahim a.s. adalah salah seorang nabi agung dalam sejarah manusia, karena ia berjuang mengajak kepada tauhid dan akidah ketuhanan. Seluruh hidupnya adalah serial pengorbanan dan keikhlasan di jalan Tuhannya. Jika kita perhatikan ayat-ayat al-Quran, kita akan menemukan di sana beberapa peristiwa besar perjuangan Ibrahim dalam merealisasikan akidah di tengah-tengah kaumnya, yang dilakukan dengan segenap keberanian, didasarkan pada argumentasi rasional dan penuh pengorbanan.

Al-Quran seolah meminta kita untuk sejenak memperhatikan beberapa. sifat Ibrahim a.s. Allah berfirman, “Sesungguhnya Ibahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan.” (QS. An-Nahl: 120) Ia sendiri adalah “umat” yang memiliki semua sifat mulia dan luhur. Al-Quran juga mengatakan Ibrahim sebagai, “Patuh kepada Allah.” (QS. An-Nahi: 120) Yakni seorang yang khusyu, berserah diri, taat dan mencintai Allah Tuhan semesta. Allah juga mengakatakan Ibrahim dengan, “Hanif (cenderung kepada kebaikan). Dan sekali-kali dia bukan termasuk orang-orang yang mensekutukan (Tuhan).” (QS. AnNahl: 120) Yakni seorang yang mengesakan Allah dan ikhlas kepada-Nya. Allah juga mengatakannya dengan, “(Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah.” (QS. An-Nahl: 121) Yakni seorang yang selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Allah. Allah juga mengatakannya dengan sifat agung yang dimiliki setiap nabi, “Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab (al-Qurcin) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi.” (QS. Maryam: 41) Sebuah penegasan tentang kejujuran dan kedalaman perkataannya. Allah juga mengatakannya dengan sifat yang paling baik di antara sifat-sifat lain, sebuah sifat yang dibutuhkan setiap manusia dan saudaranya, manusia lain, yakni sifat amanah. Allah berfirman, “Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.” (QS. An-Najm: 37) Yakni seorang yang amanah, menunaikan segala perintah Tuhannya dan taat pada setiap nilai dan keimanan. 

Oleh karena itu, nabi yang mulia ini berhak menyandang karunia Allah berikut: “Allah telah memilihnya dan menunjukkan kepadanya jalan yang lurus.” (QS. An-Nahi: 121)


Paham Zionisme


Zionisme dibawa ke dalam agenda dunia di akhir-akhir abad ke sembilan belas oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang wartawan Yahudi asal Austria. Baik Herzl maupun rekan-rekannya adalah orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sangat lemah, jika tidak ada sama sekali. Mereka melihat "Keyahudian" sebagai sebuah nama ras, bukan sebuah masyarakat beriman. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi sebuah ras terpisah dari bangsa Eropa, yang mustahil bagi mereka untuk hidup bersama, dan bahwa penting artinya bagi mereka untuk membangun tanah air mereka sendiri. Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan ketika memutuskan tanah air manakah itu seharusnya. Theodor Herzl, sang pendiri Zionisme, suatu kali memikirkan Uganda, dan ini lalu dikenal sebagai "Uganda Plan." Sang Zionis kemudian memutuskan Palestina. Alasannya adalah Palestina dianggap sebagai "tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi", dibandingkan segala kepentingan keagamaan apa pun yang dimilikinya untuk mereka.

Sang Zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai agama ini. Organisasi Zionis Dunia yang baru melakukan upaya propaganda besar di hampir semua negara yang berpenduduk Yahudi, dan mulai berpendapat bahwa Yahudi tidak dapat hidup dengan damai dengan bangsa-bangsa lainnya dan bahwa mereka adalah "ras" yang terpisah. Oleh karena itu, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina. Sebagian besar orang Yahudi mengabaikan himbauan ini.

Menurut negarawan Israel Amnon Rubinstein: "Zionisme (dulu) adalah sebuah pengkhianatan atas tanah air mereka (Yahudi) dan sinagog para Rabbi". Oleh karena itu banyak orang-orang Yahudi yang mengkritik ideologi Zionisme. Rabbi Hirsch, salah satu pemimpin keagamaan terkemuka saat itu berkata, "Zionisme ingin menamai orang-orang Yahudi sebagai sebuah lembaga nasional…. yang merupakan sebuah penyimpangan."


Antara Zionisme dan Yahudi

HARUN YAHYA. Musim panas tahun 1982 menjadi saksi atas kebiadaban luar biasa yang menyebabkan seluruh dunia berteriak dan mengutuknya dengan keras. Tentara Isrel memasuki wilayah Lebanon dalam suatu serbuan mendadak, dan bergerak maju sambil menghancurkan sasaran apa saja yang nampak di hadapan mereka. Pasukan Israel ini mengepung kamp-kamp pengungsi yang dihuni warga Palestina yang telah melarikan diri akibat pengusiran dan pendudukan oleh Israel beberapa tahun sebelumnya. Selama dua hari, tentara Israel ini mengerahkan milisi Kristen Lebanon untuk membantai penduduk sipil tak berdosa tersebut. Dalam beberapa hari saja, ribuan nyawa tak berdosa telah terbantai.

Terorisme biadab bangsa Israel ini telah membuat marah seluruh masyarakat dunia. Tapi, yang menarik adalah sejumlah kecaman tersebut justru datang dari kalangan Yahudi, bahkan Yahudi Israel sendiri. Profesor Benjamin Cohen dari Tel Aviv University menulis sebuah pernyataan pada tanggal 6 Juni 1982:
Saya menulis kepada anda sambil mendengarkan radio transistor yang baru saja mengumumkan bahwa ‘kita’ sedang dalam proses ‘pencapaian tujuan-tujuan kita’ di Lebanon: yakni untuk menciptakan ‘kedamaian’ bagi penduduk Galilee. Kebohongan ini sungguh membuat saya marah. Sudah jelas bahwa ini adalah peperangan biadab, lebih kejam dari yang pernah ada sebelumnya, tidak ada kaitannya dengan upaya yang sedang dilakukan di London atau keamanan di Galilee…Yahudi, keturunan Ibrahim…. Bangsa Yahudi, mereka sendiri menjadi korban kekejaman, bagaimana mereka dapat menjadi sedemikian kejam pula? … Keberhasilan terbesar bagi Zionisme adalah de-Yahudi-isasi bangsa Yahudi. (“Professor Leibowitz calls Israeli politics in Lebanon Judeo-Nazi” Yediot Aharonoth, 2 Juli 1982)

Benjamin Cohen bukanlah satu-satunya warga Israel yang menentang pendudukan Israel atas Lebanon. Banyak kalangan intelektual Yahudi yang tinggal di Israel yang mengutuk kebiadaban yang dilakukan oleh negeri mereka sendiri.

Pensikapan ini tidak hanya tertuju pada pendudukan Israel atas Lebanon. Kedzaliman Israel atas bangsa Palestina, keteguhan dalam menjalankan kebijakan penjajahan, dan hubungannya dengan lembaga-lembaga semi-fasis di bekas rejim rasis Apartheid di Afrika Selatan telah dikritik oleh banyak tokoh intelektual terkemuka di Israel selama bertahun-tahun. Kritik dari kalangan Yahudi sendiri ini tidak terbatas hanya pada berbagai kebijakan Israel, tetapi juga diarahkan pada Zionisme, ideologi resmi negara Israel.

Ini menyatakan apa yang sesungguhnya terjadi: kebijakan pendudukan Israel atas Palestina dan terorisme negara yang mereka lakukan sejak tahun 1967 hingga sekarang berpangkal dari ideologi Zionisme, dan banyak Yahudi dari seluruh dunia yang menentangnya.

Oleh karena itu, bagi umat Islam, yang hendaknya dipermasalahkan adalah bukan agama Yahudi atau bangsa Yahudi, tetapi Zionisme. Sebagaimana gerakan anti-Nazi tidak sepatutnya membenci keseluruhan masyarakat Jerman, maka seseorang yang menentang Zionisme tidak sepatutnya menyalahkan semua orang Yahudi.

Sumber : Akhir Zaman, Harun Yahya, dan Blog2 Lainnya.
Modifikasi Tulisan : Muhammad Ferdiansyah

Jumat, 11 Januari 2013

KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA'AH

Ganjarannya 27 kali lipat lebih banyak
Dari Ibnu Umar rodhiyallahu 'anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda :

Shalat berjamaah itu pahalanya dua puluh tujuh kali lebih baik dari pada shalat sendirian.

(HR. Bukhari, Muslim, Baihaqi dan Ibnu Hibban)


40 hari berjama'ah berturut-turut akan terhindar dari pedihnya neraka, terbebas dari kemunafikan
Anas bin Malik rodhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda : 

Seseorang yang selalu shalat dengan berjamaah selama empat puluh hari tanpa tertinggal takbir yang pertama (bersama imam) akan mendapat dua jaminan:

yang pertama diselamatkan dari neraka, dan dua bebas dari sifat munafik.

(HR. Tirmidzi)


Mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat
Dari Buraidah rodhiyallahu 'anhu bahwa Rasululah bersabda :

Gembirakanlah mereka yang selalu berjalan ke masjid di malam yang gelap bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat."

(HR. Abu Daud)


Setan takut dengan orang yang rajin shalat berjama'ah
Dari Abu Darda rodhiyallahu 'anhu, beliau berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda :

Tidaklah terdapat tiga orang dalam satu kampung (satu pedalaman) dan mereka tidak melaksanakan shalat berjamaah, kecuali setan menguasai mereka. Maka hendaklah kalian berjamaah, karena sesungguhnya seekor serigala akan memakan domba yang terpisah dari kelompoknya.

(HR. Abu Daud)


Di Kutip dari : www.kuliah-online.com