Sabtu, 17 November 2012

Notabene Orang Yahudi itu Pengecut



Mereka tidak berani berhadapan dengan musuh-musuh mereka di medan pertempuran. Mereka cenderung berlindung di benteng-benteng mereka. Ini adalah cara berperang mereka yang diceritakan al-Quran, "Merek
a tiada akan memerangi kalian dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok." (QS. Al-Hasyr: 14) Hakikat ini juga dipertegas dengan fakta-fakta sejarah seputar peperangan mereka dengan kaum mukminin. Mereka tidak berperang kecuali dengan berlindung di balik koloni-koloni mereka yang berbenteng di Palestina. Jika terdesak, mereka akan lari tunggang-langgang seperti tikus.

Al-Quran menceritakan kisah mereka bersama Musa a.s., dengan kekerdilan jiwa dan sifat pengecut mereka, ketika mereka diperintahkan untuk memasuki Tanah Suci. Mereka menolak untuk memasukinya, meskipun Musa a.s. langsung memimpin mereka. Mereka menampakkan rasa takut mereka terhadap kematian dan cinta dunia. Mereka tetap menolak untuk memasuki Tanah Suci. Mereka lebih memilih untuk kembali murtad. "Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kalian dan dijadikan-Nya kalian orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepada kalian apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yang lain. Hai kaumku, masuklah ke Tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian menjadi orang-orang yang merugi'." (QS. Al-Ma'idah: 20-21) Dari ucapan Musa a.s. di atas, kita dapat mera­sakan bahwa Musa a.s. khawatir mereka akan melupakan nilai-nilai dan ajaran-ajaran Tuhan yang akan mengantarkan mereka menuju tanah perdamaian dan pantai keselamatan. Kita menemukan kekhawatiran Musa a.s. ini melalui peringatan beliau kepada mereka agar ingat akan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Di antaranya, nikmat banyaknya nabi dari kalangan mereka yang mengentaskan mereka dari kesesatan dan melapangkan jalan, nikmat bebas dari perbudakan yang menghinakan derajat mereka, dan nikmat-nikmat lain yang tidak diberikan kepada bangsa lain di zaman mereka. Dan Musa a.s. yakin kekhawatirannya akan terjadi, dengan kondisi jiwa mereka yang rusak dan kecintaan mereka terhadap harta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar