Jumat, 19 Oktober 2012

SECERCAH MIMPI DARI SEMIR SEPATU (KISAH INSPIRATIF)

Nama ku Luki, usia ku 8 tahun dan sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. aku lahir dari keluarga yang kurang mampu. Ibuku hanyalah seorang pembantu rumah tangga harian lepas dengan upah 5000 rupiah
per hari, sedangkan Ayahku tidak kerja. bukan karena malas namun 4 tahun yang lalu ayah pernah bekerja di salah satu perusahaan tambang minyak milik swasta sebagai pengebor minyak. Namun sayang ayah harus merelakan kedua kakinya di amputasi akibat kecelekaan kerja di sana, bukan hanya itu Ayah ku harus mengalami buta selamanya akibat percikan Minyak mentah yang mengenai mata. Tidak ada asuransi kecelakaan kerja dari perusahaan itu. karena perusahaan itu adalah perusahaan swasta yang Ilegal. Miris memang.

Selain bersekolah, keseharian ku adalah seorang penyemir sepatu keliling tiap siang hari setelah pulang sekolah. Aku selalu menyiapkan baju salinan di tas ku yang sudah mulai lusuh dan sobek. Kotak Semir sepatu ku ku titipkan di salah satu warung kenalan ku dekat sekolah. setelah lonceng sekolah tanda waktu pulang berbunyi aku kadang tak pulang untuk makan siang, yah...bagaimana mau makan siang..uang 5000 rupiah hasil kerja pembantu rumah tangga lepas harian ibu hanya bisa mencukupi makan ayah tiap harinya. sedangkan Ibuku kadang melakukan Puasa. hehehe...puasa seharian penuh 24 jam nonstop kadang2.

sepulang sekolah aku langsung mengitari panas jalanan ibukota. demi mencari rupiah demi rupiah untuk membantu keuangan keluarga dan biaya sekolah ku, yang tiap tahunnya meningkat. belum lagi harus bayar biaya buku. aku seh inginnya fotokopi saja tuh buku, namun guru ku bilang bila tidak beli aku tidak boleh masuk kelas.

dari jam 12 siang sampai jam 7 malam aku mengais rezeky lewat kotak kecil penyambung hidup ini. Aku selalu punya mimpi Ingin sekali menjadi seorang Dokter, namun kadang Impian itu sirna ketika ibu bilang " SIAPA YANG MAU BIAYAIN...?? Kita makan aja susah...biaya sekolah kedokteran itu mahalnya bukan main".

Setiap ku dengar ucapan Ibu aku selalu pesimis tentang hidup. Apakah aku harus terus jadi tukang semir sepatu sampai Tua...?? tidak aku selalu yakin, ada secercah harapan dari Kotak semir sepatu yang aku bawa setiap hari ini.

Aku selalu berharap bisa meneruskan Jenjang2 sekolah ku, aku khawatir aku takkan bisa melanjutkan biaya masuk SMP, SMA dan Perguruan tinggi Semakin mahal tiap tahunnya. Kadang aku berfikir, Apakah Sekolah hanya untuk mereka yang berduit...???
Kadang khayalku meninggi, seandainya ada Orang kaya yang mau membantu biaya sekolah ku, sampai perguruan Tinggi aku akan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Berkhayal..dan aku hanya bisa Berkhayal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar