Jumat, 14 Desember 2012

Menyikapi Penghinaan

Jika orang menghina kita, lalu kita hina lagi, dia menyebar fitnah kita sebar lagi fitnah, dia membeberkan Aib kita kita beberkan Aib dia juga. Kalo itu yang kita lakukan, Apa perlunya kita sekolah tinggi-tinggi, Apa perlunya kita belajar Agama. Kalau kita hanya mampu meniru keburukan rang lain.

Sebetulnya kita belajar dan meningkatkan pemahaman agama adalah agar kita 
bisa berbuat lebih baik. Orang menghina, kita bisa berkata lebih baik. Rasulullah SAW tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, yang di lakukan Rasulullah SAW adalah membalas keburukan dengan kebaikan.

Kita harus yakin "Kebaikan kembali kkepada pembuatnya, keburukan kembali kepada pelakunya". Jadi kalau ada orang yang bersikap buruk kepada kita dengan perkataan dan kelakuan yang buruk, tanpa kita balaspun itu akan kembali kepada dirinya. dan yang kembali kepada kita adalah sikap kita sendiri.

PENGHINAAN TIDAK AKAN MENCELAKAKAN KITA, KECUALI MENCELAKAN DIRI YANG MENGHINA ITU SENDIRI.

Kita akan hina dan celaka, kalau kita berprilaku hina dan menghina orang lain. Oleh karena itu jangan galau dengan keburukan orang, tapi GALAULAH KALAU KITA BERKELAKUAN BURUK, BERFIKIR BURUK, BERBICARA BURUK, DAN BERSIKAP BURUK. Karena itulah yang menjadi petaka bagi diri kita.

Percayalah tidak ada yang tertukar, setiap perbuatan kembali kepada pelakunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar